Street photography atau fotografi jalanan merupakan aliran fotografi yang mencakup aktivitas memotret di area publik yang bersifat spontan atau dilakukan tanpa perencanaan. Biasanya, aktivitas ini berfokus pada objek di depan kamera tanpa memberi detail informasi sehingga hasil jepretannya dibiarkan anonim atau misterius.
Aktivitas ini murah dan mudah sebab bisa dilakukan di hampir segala tempat, baik di jalanan, gunung maupun pantai. Objek atau point of interest dari fotografi jalanan bisa berupa mobilitas masyarakat, ruang dan bentuk, rambu jalan, hingga sesuatu yang kasat mata seperti humor dan lain sebagainya.
Meski terdengar mudah karena tidak membutuhkan banyak peralatan, street photography tetap butuh teknis fotografi yang baik agar hasil fotonya berkualitas. Berikut beberapa tips street photography yang bisa diadopsi oleh para pemula maupun profesional.
Tips Street Photography
Dalam teknik street photography, bukan kamera saja yang mengambil peranan penting, tetapi si pemegang kamera juga. Ada beberapa konsep yang mesti dipahami oleh pemegang kamera sebelum memotret. Berikut tipsnya :
1. Gunakan Kamera Yang Tepat
Kamera yang tepat akan membantu Anda mendapatkan hasil foto yang maksimal. Untuk genre street photography, perkakas yang disarankan adalah kamera yang berukuran kecil, ringan dan mudah ditenteng. Selain itu, kamera harus mudah dioperasikan agar bisa membidik rupa dengan cepat dan spontanitas.
Kenali pula cara kerja kamera Anda dalam menangkap momen. Jika perlu, kuasai pengaturan dasar untuk membantu kamera menghasilkan foto yang lebih baik. Asah pula kejelian mata dan telinga dalam menemukan momen unik di sekitar. Pasalnya, objek dari street photography ini tak lain adalah lingkungan sekitar (mencakup benda hidup dan tak hidup), seperti tangga, jalan, tempat wisata, komunitas, dan lain sebagainya.
2. Ikuti Kode Etik Yang Berlaku
Ada suatu pendapat yang bersifat ketat bahwa pengambilan foto jalanan mesti dilakukan secara diam – diam. Maksudnya, jika subjek fotonya berupa orang, maka orang tersebut tidak boleh sampai mengetahui bahwa Anda sedang memotretnya. Meski demikian, Anda perlu memperhatikan etika yang berlaku secara umum, seperti menghormati privasi orang lain, menjaga ketertiban, dan sebagainya.
Jika takut mengganggu privasi orang lain, maka Anda bisa memotret di area publik. Area publik yang dipenuhi oleh banyak orang (orang biasa maupun fotografer) merupakan lokasi yang aman untuk street photography. Itu karena, lokasi ini memang diperuntukkan bagi khalayak umum, sehingga Anda boleh memotret apa saja yang terdapat disana.
Hindari memotret wajah orang, apalagi dari jarak dekat. Anda bisa berfokus pada kesibukan subjek atau keunikan lokasi saja. Kalaupun harus memfoto orang, pertimbangkanlah untuk memotretnya dari punggung atau jarak jauh.
3. Persiapkan Fisik
Anda perlu mempersiapkan fisik yang kuat sebelum turun ke “jalan”. Pasalnya, street photography lebih sering dilakukan di luar ruangan ketimbang di dalam. Sehingga, kegiatan ini cukup menguras energi.
Cara berpakaian juga tak boleh diabaikan. Seiring dengan kegiatan street photography itu sendiri yang bersifat candid, orang di sekitar tak perlu mengetahui kehadiran Anda. Jika Anda berpakaian mencolok, tentu orang akan memperhatikan Anda dan menjadikan Anda bagian dari pusat perhatian mereka.
4. Cari Timing Yang Tepat
Kesempatan untuk berburu street photography bisa kapan saja (pagi, siang ataupun malam hari), namun momen yang tepat biasanya hanya terjadi sekali. Oleh karena itu, diperlukan timing yang tepat untuk menghasilkan foto yang ciamik.
Teknik Street Photography
Seperti aliran fotografi lainnya, street photography juga punya teknik – teknik tertentu yang bisa dipelajari. Berikut diantaranya :
1. Triangle Exposure (ISO, Shutter Speed, dan Aperture)
Triangle exposure adalah teknik yang menghubungkan antara sensitivitas sensor terhadap cahaya (ISO), kecepatan rana (Shutter Speed) dan bukaan diafragma (Aperture) dengan gelap terangnya (exposure) foto. Teknik ini berguna untuk meminimalisir kekurangan di dalam dalam foto dari segi pencahayaan, sehingga hasilnya tidak terlalu gelap maupun terlalu terang.
Diafragma adalah istilah untuk bilah – bilah yang akan terbuka ketika tombol rana ditekan. Semakin lebar bukaan diafragma, maka semakin banyak pula cahaya yang masuk, begitu pun sebaliknya.
Sementara, kecepatan rana adalah kecepatan diafragma dalam membuka dan menutup. Kecepatan ini ditandai dengan satuan detik. Adapun ISO adalah kepekaan sensor terhadap cahaya yang ditandai dengan satuan angka. Semakin besar nilai ISO, maka kepekaan sensornya pun semakin besar. Nilai ini memberikan efek berpasir pada hasil foto.
2. Teknik Komposisi Framing
Teknik framing adalah memasukkan benda hidup dan tak hidup sebagai objek pendukung untuk membingkai objek utama. Contohnya, ketika Anda ingin memotret danau, Anda bisa “memasukkan” beberapa orang di sekitarnya untuk membingkai danau tersebut. Hasilnya adalah “danau yang dikelilingi banyak pelancong”, namun fokus utama tetap pada danau.
3. Teknik Fishing
Teknik fishing adalah teknik yang mengharuskan Anda menunggu sampai datang momen yang tepat. Untuk menerapkan teknik ini, Anda perlu menemukan lokasi yang bagus untuk dijadikan background, lalu berdiam disana sampai Anda menemukan momen yang menarik untuk difoto.
Contoh Street Photography
Sumber :
Sumber :
https://wikimediafoundation.org/wp-content/uploads/2019/08/Hide-from-each-other.jpg